Jurus Berhenti Merokok
Jurus Berhenti Merokok
Tak terasa sakit sukri telah tinggal selama satu minggu
dirumah paman boning. Menurut pesan emak dan ayahnya ia hanya boleh tinggal
dirumah paman selama satu minggu. Sisanya hari libur sekolah itu dihabiskan
untuk membantu orang tua dirumah dan menyiapkan diri menyongsong tahun ajaran
baru. Karena sukri pada tahun ajaran baru tersebut naik kekelas enam. Dikelas
tersebut amat menentukan kelulusan dikemudian hari.
Semalam sukri sudah menyiapkan apa saja yang akan dibawa
pulang selain pakaian juga makanan. Tak lupa paman boning juga memberi beberapa
bibit tanaman berupa cangkokan seperti jambu biji, jambu air dan belimbing.
Kelak diharapkan sukri memiliki pohon buah-buahan tersebut tak beda jauh
seperti yang dimiliki paman boning.
Sebenarnya berat hati sukri ketika akan meninggalkan rumah
paman boning. Tetapi mau apa dikata, ia harus pulang dan bersekolah lagi.
Tinggal di rumah paman bonang ia rasakan seperti tinggal di rumah sendiri.
“jangan lupakan pamanmu ini,” kata paman bonang.
“oh tidak paman. Lain kali sukri akan mengirim surat untuk
paman.”
“oh ya, adakah yang tertinggal , kri?” Tanya istri paman
boning.
Sukri memeriksa sekali lagi barang- barangnya.
“ku rasa tidak ada”. Jika demikian saya mohon pamit kepada
bibi,” ucap sukri sambil menyalami bibinya. Tak terasa air mata meleleh
membasahi pipinya.
Paman bonang segera mengajak sukri untuk berjalan keluar
desa. Rencananya paman bonang akan mengantar sukri hingga ke jalan beraspal.
Ketika berjalan sesekali sukri menengok ke belakang melihat rumah paman bonang,
melihat pemandangan di desa yang ramah itu.
Setiba di jalanan beraspal sukri dan paman bonang berhenti.
Keduanya menantikan mobil angkutan pedesaan yang lewat. Tidak lama kemudian
datanglah kendaraan di maksud. Paman bonang menyetop. Mobil angkutan desa
berhenti. Sukri menyalami paman bonang ntuk yang kedua kali sukri meneteskan
air mata. Namun ia harus tabah untuk berpisah.
“selamat berjuang, sukri”! ucap paman bonang.
“akan selalu ku ingat pesan paman” jawab sukri lirih.
Keduanya saling melambaikan tangan.
Mobil angkutan meluncur membawa sukri di sambut dengan suka
cita oleh emak dan ayahnya. Tugi adik satu-satunya juga sudah rindu.
Tugi sudah sembuh dari penyakit pilek. Namun ayahnya belum
sembuh dari kebiasaannya merokok. Bahkan ayahnya kini membeli pipa. Layaknya
seorang kakek yang menikmati cerutu.
Kembali dirumah, ini berarti sukri memasuki hari-hari
perjuangan berat. Berjuang untuk apa? Yakni berjuang melawan kebiasaan merokok
yang dilakukan oleh ayahnya.
Dihari lain sukri mencoba banayak bercakap-cakap dengan
ayahnya, ya soal rokok itulah yang terpenting.
:apakah ayah tidak takut suatu hari nanti dihinggapi
penyakit?” Tanya sukri.
“penyakit apa”? misalnya penyakit kanker”
“jangan menakut-nakuti ayah lho. Kenapa”?
“soalnya ayah merokok terus menerus. Seorang perokok berat
seperti ayah ada kemungkinan terkena penyakit kanker. Atau penyakit lain yang
disebabkan oleh kebiasaan menghisap rokok. Ucap sukri bersemangat selayaknya
seorang yang sudah berpengalaman.
“Tetapi tidak mudah bagi ayah untuk menghentikan kebiasaan
merokok ini. Karena ayaha merokok sejak muda apakah bisa berhenti begitu saja? “Bisa,
ayah.. asal ada kemauan!,Kata sukri.
“kenapa tidak bicara yang lain saja, kri”? Tanya Ayahnya. “Karena
saya sungguh-sungguh mencintai ayah, Bila nanti ayah sakit siapa lagi yang
membiayai sekolah sukri dan tugi”? jawab sukri.
Pak munir terhenyak. Anak sekecil sukri sudah sedemikian
jauh berfikir. Benar juga ucapan sukri. Bila dirinya di rongrong penyakit,
tentu anak dan istri menderita. Bila dirinya nanti mudah juga akan rugi bila
belum cukup bekal ibadah untuk menghadapi tuhan yang maha kuasa.
Tetapi pak munir masih ragu-ragu bisakah seorang pecandu
rokok dapat sembuh dari kebiasaaan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun?
Jika di pikir-pikir, sebenarnya merokok bukan sebuah kegiatan yang
menguntungkan, bisa di bayangkan sudah berapa banayak ia menghabiskan uang
untuk membakar tembakau itu bila dalam sehari ia mampu menghabiskan tiga
bungkus rokok, maka dalam dua puluh tahun ia telah menghabiskan puluhan ribu
bungkus rokok. Jika dinilai dengan uang mencapai jutaan rupiah, dan jika uang
tersebut digunakan untuk hal yang bermanfaat tentu akan menambah kesejahteraan
keluarganya. Pak munir berulang kali merenumgkan hal itu.
Meskipun usaha sukri belum membuahkan hasil tetapi ia tidak
putus asa, sipa tahu suatu hari ayahnya akan menyadari hal itu. Dalam
kesempatan lain sukri juga menunjukkan
kepada tetangga , bahwa merokok akan merugikan kesehatan, sebagian orang
menertawakan omongan sukri, sebagian yang lain mencoba berfikir dengan akal
sehat. Itulah yang dikerjakan sukri sepulang dari rumah paman bonang. Secara
perlahan-lahan pak munir mencoba menyesauaikan ucapan dengan perbuatan. Ia pun
berusaha berhenti merokok. “Tetapi caranya bagaimana”?
Sukri masih ingat nasihat paman bonang bahwa untuk berhenti
merokok harus memiliki modal kemauan kuat, ada beberapa cara yang dinasihatkan
paman bonang. Misalnya setiap timbul keinginanan merokok mengalihkan perhatian
dengana minum air jeruk atau meminum air atau meminum yang tidak membahayakan tubuh.
Cara lain dapat di tempuh dengan mengulum gula-gula atau es balon dengan atau
permen. Setelah permen habis harus segera berkumur. Sebab bila tidak, lapian
gigi akan rusak oleh gula-gula atau permen tersisia menempel pada gigi.
“apa ada cara lain kri, Agar ayah tak suka pada rokok”? Tanya
pak munir.
“ada yah, ini
beberapa jurus atau cara yang di nasihatkan paman bonang. Misalnya, setiap
punting sisa pembakaran rokok jangan dibuang kemana-mana. Tetapi masukkan dalam
toples kaca yang dapat di lihat. Sebelumnya toples kaca tersebut di beri air
untuk merendamn puntung rokok”.
”Kenapa begitu kri”? Tanya pak munir.
“Coba amati beberapa hari kemudian. Warna air maupun sisa
puntung rokok itu akan terlihat menjijikkan. Siapa saja yang melihat akan
merasa tidak suka melihata pemandangan seperti itu”
“ Begitu lah yah, sebuah toples kaca penuh dengana puntiung
rokok toples lain harus di sediakan lagi unttuk menampung punting rokok yang di
rendam dalam air. Lama-lama seorang perokok akan memiliki beberapa toples puntung
rokok yang di rendam. Dari pemandangan sehari-hari yang tidak menyenagkan itu
akan menimbulkan rasa tidak suka terhadap rokok!. Ucap sukri bersemangat”.
“Wach hebat juga jurusmu”? “bukan jurus milikku yah.. jurus
itu penemuan paman bonang” jawab sukri, “akan ku coba kri..”
Cara Lain menurut mr. Agus Riyanto S.Kons (calon) (Mahasiswa IAIA Alazhar Lubuk linggau) dengan cara minum air
rendaman daun sirih, yang di rendam dengan air hangat di waktu sore dan di
minum pagi hari, air itu akan menimbulkan rasa tidak enak ketika merokok, jadi
menyebabkan pecandu rokok tidak mau lagi merokok, karena setiap kali menghisap
rokok rasanya akan campak dan hampar. Selain Untuk pencegahan pecandu Rokok, Air daun sirih juga bisa mengatasi Bau badan yang tak sedap, serta keputihan.
Seorang dokter akan membantu setiap pecandu rokok yang ingin
berhenti dari kebiasaan yang merugikan itu. Pak munir bertambah semangat untuk
menghentikan terhadap rokok ia bertekad tak ingin lagi diperbudak oleh rokok.
Ya, pak munir berjanji kepada dirinya sendiri. Alhasil sedikit demi sedikit ia
dapat mengurangi ketrgantungannya terhadap rokok. Bila dahulu setiap hari
menghabiskan 3 bungkus rokok, kemudian di kurangi menjadi 2 bungkus, kemudian
menjadi satu bungkus.
Beberapa bulan kemudian satu bungkus untuk beberapa hari,
ahirnya lama-lama ia jarang merokok. Tetapi bukannya usaha itu mudah di
jalani. Suatu hari kecanduan pak munir
kambuh. Pak munir merokok seperti biasa. Ahirnya pak muunir memutuskan untuk berhenti
sama sekali dari ketergantungan rokok, usaha tersebut tidak ringan namun
akhirnya pak munir berhasil.
Suatu hari pak munir memanggil memanggil sukri” maukah kau
ku ajak membeli sepeda baru”? ujar pak munir. “Tentu , kenapa yah. Apakah sekarang
ayah sudah kaya”?
“Begini kri., Semenjak ayahmu tidak merokok, uang jatah
untuk membeli rokok ku tabung. Dan hasilnya untuk membeli sepeda buatmu”.
Sukri pun sangat bahagia mendengar kabar tersebut, bahagia
bukan karena sepeda baru namun Karena ayahnya yang sudah tidak merokok lagi.
Sumber: Seno subro “bahaya merokok” penerbit “DERIKO” 2007
Hlm 46-52
0 Response to "Jurus Berhenti Merokok"
Post a Comment
silahkan jika anda ingin berkomentar kami senang anda meninggalkan jejak...