Khutbah jumat ahir ramadhan, singkat dan padat

 Khutbah jumat ahir ramadhan, singkat dan padat:


 


   اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّققُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحشر: ١٨)   
 

Hadirin rahimakumullah, 
Pada hari Jumat di akhir bulan suci Ramadhan ini, khatib senantiasa selalu mengingatkan kepada jamaah Jumat sekalian, khusunya kepada diri khatib pribadi, untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan sekuat tenaga menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan bertakwa kita akan menjadi hamba yang mulia di sisi Allah swt.

Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan tentang tujuan disyariatkannya ibadah puasa itu sendiri, yakni agar menjadi hamba yang bertakwa:

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al-Baqarah: 183).

Hadirin rahimakumullah, 
di antara Keistimewaan di bulan suci Ramadhan adalah pada permulaannya dipenuhi dengan rahmat (kasih sayang). Pada pertengahannya sarat dengan maghrifah (ampunan), Dan diakhirnya adalah dibebasan dari api neraka. Maka ketika kita semua berpuasa sebulan penuh tanpa ada celah yang tertinggal, maka di situlah kita telah merasakan kasih sayangnya Allah swt, ampunan dari-Nya dan akan dihadiahi surga ketika di akhirat.

Dari dimensi sosial, berpuasa pada bulan suci Ramadhan akan menjadikan umat Muslim menjadi insan kamil (manusia sempurna) dengan segala proses dan perjalanan yang rumit dan menantang. Kita diajarkan untuk bersabar menahan lapar, dahaga dan syahwat sejak munculnya fajar sodik hingga terbenamnya matahari. Serta menyuruh kita untuk menghindari dari perbuatan yang sia-sia dan merugikan kita.

Ramadhan sebagai madrasah yang baik bagi umat Islam, telah membuat mereka menjadi insan yang memiliki empati yang tinggi, dapat merasakan lapar dan dahaganya orang-orang fakir dan miskin. Juga merasakan susahnya bagi mereka yang tidak mendapatkan makanan dan minuman yang layak seharian.

Ramadhan juga mengajarkan sabar dan syukur. Karena orang yang berpuasa dituntut untuk sabar dalam meninggalkan seluruh perkara yang dapat membatalkan puasa. Ia juga semestinya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dan melakukan ibadah-ibadah di dalamnya.   

Hadirin rahimakumullah
Sungguh bergembiralah bagi umat Islam yang mendapati Ramadhan, lalu dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah swt. Dan sungguh merugilah bagi mereka yang mendapati bulan Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni. 
Pada kasus demikian, Rasulullah saw telah bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrabi dan yang lainnya: 

 بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِيهِ (رواه الطبراني وغيره) 

Artinya: Sungguh merugi orang yang mendapati Ramadhan, tapi tidak diampuni dosanya (HR Ath-Thabarani dan lainnya).

Orang yang bergembira bertemu bulan suci Ramadhan adalah orang-orang yang senantiasa mentaati perintah Allah swt, yakni selalu berpuasa di siang hari, meninggalkan maksiat besar maupun kecil, memperbanyak ibadah di malam hari dengan shalat tarawih, hajat, tahajjud dan witir. Serta memperbanyak membaca Al-Qur’an dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Sedangkan orang yang merugi adalah orang-orang yang menyia-nyiakan bulan suci Ramadhan, menumpuk dosa dengan meninggalkan puasa di siang hari, melakukan maksiat, mengerjakan perbuatan yang sia-sia dan menjalankan aktivitas Ramadhan sama dengan bulan-bulan yang lainnya. 

Maka dari itu, marilah kita manfaatkan waktu di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, terutama di waktu-waktu akhir seperti ini. Mari kita isi dengan berbagai ibadah dan amal soleh. Karena sesungguhnya bisa jadi ini merupakan Ramadhan yang terakhir bagi kita semua. 

Kita tidak ada yang tahu, kapan manusia akan hidup dan bertemu Ramadhan. Memiliki fisik yang sehat dan usia yang muda tidaklah dapat menunda kematian. Begitu juga dengan fisik yang sakit-sakitan dan tua juga tidak dapat mempercepat kematian. Karena sesungguhnya hidup adalah rahasia Allah swt.

Oleh sebab itu, marilah kita utamakan segala sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Walaupun sesungguhnya dunia juga penting bagi kita, karena di dunia lah kita menanam amal kebajikan, sedang di akhirat kita hanya tinggal memanen saja. Jika di dunia hanya menjadi tempat untuk keburukan, maka kita juga akan memanen kesia-siaan ketika di akhirat kelak.

Hadirin rahimakumullah
Hidup di dunia memang nikmat dan indah, tapi itu hanya sementara, dan memiliki jangka waktu usia. Sedangkan hidup di akhirat merupakan kekal dan abadi. Maka sebanyak apa pun urusan kita di dunia, jangan sampai melalaikan dari urusan akhirat. Sesibuk apa pun kita beraktivitas, jangan sampai meninggalkan ibadah yang wajib, seperti mendirikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat serta berhaji dan umroh jika mampu. Sesibuk apapun. Semaksiat apapun kita setiap hari, jangan sampai kita meninggalkan shalat lima waktu.

Hadiri rahimakumullah
Demikianlah khutbah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Dan mudah-mudahan amal kebaikan yang kita kerjakan selama Ramadhan ini diterima oleh Allah swt, seluruh dosa kita diampuni dan semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan pada tahun berikutnya.  Amin ya Rabbal ‘Alamin.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 Khutbah kedua:


    اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّههَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْممِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِننَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ  الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 Referensi : https://lampung.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-memaksimalkan-akhir-ramadhan-dengan-ibadah-dan-amal-saleh-XCwmz


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Khutbah jumat ahir ramadhan, singkat dan padat"

Post a Comment

silahkan jika anda ingin berkomentar kami senang anda meninggalkan jejak...